Kami sajikan 21 tips public speaking, untuk kamu yang sedang belajar public speaking dan ingin melatih public speaking. Untuk lebih memudahkan dalam memahami bagaimana praktik mengoptimalkan public speaking sebagai senjata untuk memperoleh perhatian publik, penjelasan selanjutnya akan disusun berdasarkan tahap persiapan, penyusunan pesan verbal, penggunaan pesan non verbal dan hal-hal yang sebaiknya dihindari dalam public speaking.
Tahap Persiapan Belajar Public Speaking
1. Pelajari siapa khalayak anda.
U ntuk kamu yang sedang belajar public speaking pastikan pelajari siapa khalayak. Pelajari berapa orang yang akan hadir, siapa saja mereka, seperti apa karakteristiknya, apakah mereka adalah kelompok pejabat pemerintahan, atau kelompok petani, atau kelompok santri. Kemudian siapakan tema yang sesuai. Tema harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan pembicara dan dikuasai oleh pembicara. Tema juga harus sesuai dengan pengetahuan, nilai yang dianut oleh khalayak, ruang lingkup, waktu dan situasi. Siapkan pula pesan yang akan disampaikan. Apakah pesan harus bersifat serius, atau santai seperti obrolan. Terakhir, yang paling penting adalah siapkan pesan utama atau key message yang akan disampaikan bertujuan untuk merubah perilaku khalayak.
2. Kesiapan tampilan diri.
Untuk kamu yang sedang belajar public speaking persiapan ini berkaitan dengan bentuk yang akan ditampilkan dihadapan khalayak seperti make up, pakaian, aksesoris. Pastikan anda mengenakan pakaian yang tepat untuk situasi dan pesan yang ingin anda sampaikan. Jika kesan pertama yang ingin anda bentuk adalah perwakilan dari milenial yang muda, bersemangat, dan supel; menggunakan batik mungkin bukanlah sebuah pilihan yang baik. Namun pilihan batik akan menjadi sangat tepat jika forum yang dimaksud adalah sidang ataupun forum ilmiah.
3. Kesiapan kesan pertama.
Banyak yang mengatakan bahwa kesan pertama akan menentukan segalanya. Rencanakan bagaimana kesan pertama yang akan ditunjukan kepada khalayak. Rencanakan bagaimana anda akan memasuki venue, bagaimana anda berkenalan, dan bagaimana panggung atau ruangan akan ditata.
4. Kesiapan dan penguasaaan alat-alat dan media pendukung public speaking.
Persiapan media pendukung terkadang diabaikan oleh beberapa pihak. Padahal memastikan media pendukung seperti microphone, soundsystem, atau layar berfungsi dengan baik akan membuat anda lebih tenang dan mengurangi kecemasan anda sebelum memulai public speaking.
Menyusun Pesan Verbal
5. Organisasikan pesan anda.
Anda harus belajar menyusun agenda. Secara umum susunan terdiri atas pembukaan, isi atau inti dari orasi dan penutup. Pada pembukaan pesan biasanya disusun untuk menarik perhatian khalayak. Sedangkan isi pesan berisi penjelasan, gambaran teoritis, maupun pengalaman praktis. Untuk penutup biasanya akan berupa penegasan ataupun himbauan mengenai aksi lanjutan yang harus dilakukan. Selain itu dalam menyusun isi pesan, anda harus memperhatikan tujuan dari komunikasi itu sendiri. Jika tujuannya adalah mempersuasi khalayak, maka isi pesan perlu merujuk pada tujuan tersebut. Organisasi pesan yang baik akan membuat penyampaian lebih mudah dicerna dan pesan akan sampai kepada khalayak secara utuh.
6. Langsung ke inti pesan.
Ada beberapa tujuan dalam public speaking. Ada yang bertujuan untuk menginformasikan sesuatu, ada yang bertujuan untuk menghibur, ataupun menginpirasi. Namun anda perlu berfokus pada tujuan utama anda, yakni untuk mempersuasi khalayak. Pidato persuasif adalah pidato yang bertujuan untuk mempengaruhi pikiran khalayak/pendengar melalui pengondisian, penguatan atau pengubahan tanggapan (respon) pendengar terhadap gagasan, isu, konsep atau produk. Anda harus menyusun pesan yang mampu merubah sikap khalayak untuk memilih anda, dan berfokus pada inti pesan tersebut
7. Pemilihan diksi.
Seorang pembicara yang baik perlu menyusun pemilihan kata dan istilah yang akan digunakan untuk meyakinkan khalayak. Pemilihan kata dengan tepat dilakukan agar inti pesan dapat tersampaikan dengan efektif.
- Kejelasan: pemilihan kata yang mengindikasikan kepastian, kekakuan, dan kelengkapan. Biasanya didukung dengan data-data dan angka
- Optimis: pemilihan kata yang mendukung seseorang, kelompok, atau konsep untuk mengungkapkan sisi positif sesuai kebutuhan mereka.
- Aktivitas: pemilihan kata yang menandakan gerakan, perubahan, implementasi sebuah ide, dan menghindari kelemahan
- Realis: pemilihan kata yang menunjukan keterukuran, kesegeraan, dan hal-hal yang berpengaruh pada kehidupan sehari-hari
Kesamaan: pemilihan kata yang mengunggulkan hal-hal yang sama dari sebuah kelompok seperti nilai.
8. Gunakan bantuan media.
Ada tiga cara khalayak dalam menyimak sebuah penyampaian materi. Ada yang lebih tertarik pada penyajian audio, ada yang fokus pada visual, adapula yang perlu penyajian audiovisual. Mengkombinasikan presentasi dengan dukungan visual seperti power points, film, musik selain dapat membantu anda, juga diharapkan dapat meningkatkan perhatian khalayak.
9. Menarik perhatian khalayak.
Saat menyampaikan gagasan, di awal penyampaian cobalah untuk memulai pertanyaan yang unik, fakta yang mengejutkan, kasus-kasus yang terjadi sehari-hari dan dekat dengan pendengar. Teknik ini dipercaya dapat memancing perhatian pendengar untuk menyimak seluruh presentasi sampai akhir.
10. Ungkapkan solusi dengan dukungan beberapa pendapat sumber.
Khalayak seringkali lebih yakin pada solusi yang anda berikan jika solusi itu didukung oleh pendapat beberapa tokoh yang mereka percayai. Penyampaian solusi ini juga bisa dengan teknik memberi contoh keberhasilan yang pernah dilakukan sebelumnya.
11. Ice breaking.
Gunakan sedikit jeda dengan memberi ice breaking. Ice breaking dapat berupa pengalaman, cerita humor, kata-kata mutiara, menyanyi atau kegiatan yang mengajak khalayak turut bergerak. Hal ini dilakukan untuk memberi anda waktu untuk mengatur nafas dan kembali mengingat materi. Selain itu penggunaan ice breaking yang memberi kesempatan khalayak untuk turut terlibat juga dapat meningkatkan perhatian khalayak pada sisa materi.
12. Buat kesimpulan yang menarik.
Kesimpulan yang anda berikan harus mampu menempel dibenak pemilih anda sehingga pada hari pemilihan ia akan teringat untuk memilih anda. Selain itu tutup pembicaraan dengan penuh empati kepada audiens anda. Pembicaraan akhir menimbulkan kesan yang lama tersimpan pada audiens. Misalnya menggunakan pantun, atau kutipan terkenal.
Pesan NonVerbal
13. Perhatikan Gestur.
U ntuk kamu yang sedang belajar public speaking bahasa tubuh akan menunjukan siapa anda, apakah anda perlu didengarkan atau tidak. Bahasa tubuh juga menunjukan kepercayaan diri dan kemampuan anda. Berjalanlah masuk dengan tegap atau anggun. Berdirilah di tengah dimana anda dapat membangun kontak mata yang baik dengan seluruh hadirin. Sebuah penelitian menyatakan bahwa dalam berkomunikasi tubuh kita berkontribusi sebanyak 55% dalam penyampaian pesan. Khalayak tidak hanya memperhatikan pesan- pesan verbal yang kita sampaikan tetapi juga mengindahkan pesan-pesan secara visual yang tertangkap oleh indera mereka. Pemilihan gestur pun menjadi penting, gunakanlah gestur yang mendukung pemaknaan pesan, sesuai dengan keadaan dan juga variatif.
14. Eye contact.
Banyak orang percaya bahwa mata adalah jendela dunia. Studi British Psychological Society menemukan bahwa mereka yang melakukan kontak mata lebih sering akan terlihat lebih cerdas. Cobalah untuk membuat kontak mata ada khalayak anda, tahan sekitar 3 detik, lalu kemudian berpindah pada sisi lain. Kontak mata ini sangat berguna terutama jika anda ingin memberikan penekanan pada program yang anda usung. Sampaikan program tersebut dan pada beberapa penekanan dan kata kunci, fokuskan kontak mata anda pada sekelompok khalayak.
15. Tempo.
Kecepatan berbicara juga menjadi salah satu aspek yang menjadi penilaian khalayak pada seseorang. Menariknya beberapa studi menemukan bahwa kecepatan bicara yang terlalu pelan dipersepsikan sebagai orang yang kurang jujur dan tidak cukup persuasif. Sementara mereka yang berbicara terlalu cepat dipersepsikan sebagai spokeperson yang tidak kompeten dan menunjukan rasa gugup. Agar tidak membosankan maka sebaiknya berbicara dengan tempo yang berbeda-beda. Misalnya tempo yang digunakan untuk pembangkit semangat, anda bertutur dengan nada cepat disertai tekanan kata yang lantang. Tetapi untuk bagian gagasan baiknya disampaikan dengan tenang, dan memainkan nada untuk menimbulkan kesan penekanan pada key message.
16. Suara dan Intonasi.
Suara adalah modal utama seorang public speaker, karena dengan suara juga kita dapat memberikan image smart, tegas, menghibur, relax, ataupun formal. Untuk itu mengatur dan mengelola volume suara, nada suara dan intonasi suara menjadi kebutuhan seorang public speaker. Cobalah untuk mengucapkan setiap kalimat dengan senyum sehingga suara yang dihasilkan adalah smilling voice. Jika anda terlahir dengan jenis suara yang indah tentunya akan menjadi modal yang baik untuk menjadi seorang public speaker. Kalaupun tidak, suara anda tetap dapat menjadi aset jika dilatih dan disesuaikan dengan kebutuhan
17. Jeda.
Jeda dalam pembicaraan adalah elemen penting dalam irama bicara. Pada saat jeda, pembicara dituntut untuk mengamati para audiens, karena sebenarnya mereka sedang menunggu anda melanjutkan bicara. Selain itu Jeda juga berfungsi untuk membuat diri kita lebih tenang. Jeda juga dapat digunakan sebagai bridging antar bahasan.
18. Artikulasi.
Pelafalan atau pengucapan kata demi kata secara benar dan jelas juga harus dikuasai oleh seorang pembicara. Pelafalan akan menentukan apakah pesan yang disampaikan diterima dengan benar atau tidak. Pelafalan yang baik juga menghindarkan pembicara dari kemungkinan salah pengartian. Contoh: pembicara harus mampu mengucapkan kata dalam Bahasa Inggris “head, hart, health, heart” dengan benar.
19. Aksentuasi.
Penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu yang dianggap penting. Teknik ini biasanya digunakan terutama pada kata-kata inti atau key message dengan tujuan memastikan pendengar menyimak pesan utama yang ingin disampaikan.
20. Pemenggalan Kalimat.
Pemenggalan kata yang pas akan menjaga ‘kesatuan kalimat’, sehingga mendukung makna yang tersurat dan tersirat. Seorang pembicara harus mampu menentukan dimana ‘koma’ (jeda) yang pas untuk ‘curi nafas’. Pemenggalan kalimat juga berguna untuk memberikan penekanan pada kata-kata yang dianggap penting.
21. Tersenyum.
Tersenyum akan menimbulkan kesan ketenangan, dan kesiapan. Selain itu anda juga akan dianggap sebagai pembicara yang menyenangkan. Ingatlah bahasan sebelumnya bahwa pembicara yang menarik dan menyenangkan akan lebih diperhatikan dan berhasil proses persuasinya.
Pingback: Public Speaking - Mellysawidy