
KULIAH TAMU BERSAMA PRAKTISI
“BRANDING ITU PENTING: TIPS MENGELOLA MEDIA SOSIAL UNTUK KEBUTUHAN KOMERSIAL“
RABU, 19 OKTOBER 2021
Mata kuliah Social Media Management merupakan bagian dari pelaksanaan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta. Mata kuliah Social Media Management dapat diikuti oleh mahasiswa semester 5 baik dari Ilmu Komunikasi UNY, lintas jurusan, lintas fakultas, hingga lintas universitas. Pada pertemuan 2-7, Social Media Management telah mempelajari bagaimana mengelola media sosial untuk kepentingan branding politik dan sosialisasi layanan publik. Adapun mata kuliah ini dirancang dengan tujuan sebagai berikut:
- Mahasiswa memiliki pengetahuan konseptual mengenai jenis dan pemanfaatan platform media sosial untuk berbagai keperluan.
- Mahasiswa memiliki kecakapan terapan dalam mengelola platform media sosial, baik untuk keperluan layanan publik, bidang politik dan pemerintahan, serta keperluan komersial secara bertanggung jawab.
Target Materi
Adapun yang hendak dibahas dalam kuliah tamu bersama pakar pada sesi ini adalah:
1. Bisakah anda menceritakan awal mula berkarir sebagai seorang social media manager?
2. Berdasarkan pengalaman anda, bekal pengalaman dan keilmuan apa sajakah yang bermanfaat bagi seseorang yang ingin berkarir sebagai social media manager? 3. Seperti apakah pembagian kerja dan peran masing-masing sub bidang dalam sebuah tim pengelola media sosial di perusahaan?
4. Bagaimana proses kreatif yang berlangsung ketika tim pengelola media sosial di perusahaan merumuskan ide kreatif sebuah konten?
5. Seperti apakah cara memahami algoritma di platform media sosial (IG, Twitter, TikTok) agar konten yang dieksekusi menjadi trending?
6. Berdasarkan pengalaman anda, pernahkah terjadi sebuah konten mendapatkan respons protes dari netizen karena dianggap kontroversial? Jika iya, bagaimana tim pengelola media sosial dan perusahaan merespons hal tersebut? Jika tidak, bagaimana tips agar konten yang kita kelola tidak menjadi bumerang bagi perusahaan?