IKEA, Ilusi Psikologi Marketing

Pernah berkunjung ke IKEA? Tadinya mungkin kamu hanya ingin membeli peralatan dapur atau sebuah kursi namun berujung pulang dengan barang penuh di bagasi. Apa strategi yang dilakukan oleh IKEA untuk membuat kita membeli barang lebih banyak dari apa yang sebenarnya direncanakan.

IKEA merupakan retail furniture terbesar di dunia. Pada tahun 2021, mereka menghasilkan lebih dari US$47 miliar dalam penjualan ritel tahunan, 458 toko di lebih dari 50 negara, 775 juta kunjungan toko dan 5 miliar pengunjung web. Inilah cara membangun ilusi menggunakan trik psikologi untuk memaksa pelanggan berbelanja lebih banyak.

Mengalihkan perhatian kamu

Bagi para orang tua, IKEA memberikan layanan Smaland. Area itu dibangun sehingga para orangtua dapat meninggalkan anak-anak mereka bermain disana. Sekarang para orangtua dapat fokus 100% untuk berbelanja. Lebih banyak waktu untuk berjalan-jalan, berarti lebih banyak kesempatan untuk berbelanja

Tidak ada sinar matahari di IKEA

Mungkin kita dapat menemukan jendela, tapi tidak ada sinar matahari . Trik ini biasa digunakan di kasino. Jam yang ada disana pun palsu dan tidak menunjukan waktu yang tepat. Kita menjadi kehilangan arah dan patokan mengenai waktu, sehingga tidak sadar menghabiskan waktu lebih banyak

Kertas dan pensil IKEA

Mereka menempatkan kertas dan pensil di beberapa area agar kita membuat daftar belanja. Hal ini memancing kita untuk berkomitmen, karena daftar tersebut kita yang menulisnya sehingga kita juga harus membelinya.

Tata letak berbentuk labirin

Desain tokonya untuk memaksa anda hanya dapat mengikuti alur yang mereka arahkan. Memang ada beberapa jalan pintas, namun kebanyakan orang tetap mengikuti alur yang disediakan demi melihat semua pajangan. Jadi pengunjung dipastikan akan mengunjungi semua titik dari toko.

\"Ikea
Ikea Store layout

Pembelian impulsif

IKEA menempatkan beberapa benda kecil di seluruh sisi tokonya. Misalnya lampu unik disamping tempat tidur, lilin diatas meja, guling di sebelah sofa. Pada akhirnya memaksa kamu berpikir “lucu juga ya kalau ada lampu di sebelah tempat tidur”. Maka akhirnya kamu membelinya

Lokasi toko IKEA

Di Indonesia, IKEA memiliki lokasi di pinggiran kota. Hal ini membuat kita perlu berusaha lebih untuk dapat berkunjung kesana. Sehingga ketika kita pulang dengan tangan hampa, rasanya sayang perjalanan yang sudah kita lalui untuk sampai kesana

Meatball

Berdasarkan riset, 30% pengunjung datang ke IKEA hanya untuk membeli Meatball terkenal ini. Pada 2017 saja, mereka membukukan pendapatan $2.24 Triliun hanya untuk penjualan makanan. Makanan memberikan efek bagaimana pelanggan berpikir dan merasa. Saat kamu sudah kenyang, kamu akan berjalan-jalan lagi dan membeli lebih banyak lagi

Jebakan kasir

Saat kita sudah memutuskan untuk membayar dan pulang, beberapa item kecil ditempatkan disekitar kasir. Sambil menunggu antrian yang panjang, kamu mungkin berpikir untuk mengambil barang ini dan memasukkannya ke keranjang. Setelah membayar pun kamu masih akan dijebak dengan godaan es krim di ujung kasir sebelum kamu pulang. 

Merakit barang

Akhirnya, kita pergi & pulang. KIta membeli lemari di yang perlu kita rakit sendiri. KIta merakitnya & dengan bangga mempostingnya di media sosial. Kita merasa terhubung dengan pembelian tersebut karena kita berhasil merakitnya sendiri. Di sisi lain, digital marketing gratis.

Penutup

Ingin membaca strategi marketing yang dilakukan brand lain? Coba lihat yang dilakukan Steve Jobs, atau Apple